Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Maluku Utara (Malut), Gatot Miftakhul Manan optimis tahun 2021 perekonomian di daerah itu akan pulih secara cepat dengan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
Hal itu sejalan dengan prospek ekonomi Indonesia 2021, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tahun 2021 diproyeksikan mengalami perbaikan.
Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada 2021 diperkirakan meningkat dalam kisaran 8,5-8,9%. Inflasi 2021 tetap terkendali sesuai sasaran 3 ± 1 %. Demikian disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020, Kamis (3/12/2020), melalui platform video conference.
Untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang melambat akibat pandemi Covid-19, Bank Indonesia memperkirakan 5 (lima) area yang akan mendorong pemulihan ekonomi Maluku Utara. Pertama, kembali meningkatnya daya beli masyarakat pada tahun 2021 sejalan penurunan kasus positif Covid-19 dan pemberian vaksin massal Covid-19 pada tahun 2021.
Kedua, peningkatan produktivitas sektor pertanian dan perikanan. Ketiga, masih tingginya rencana investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) khususnya pada industri hilirisasi nikel. Keempat, meningkatnya kinerja (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) UMKM dan industri kreatif yang didorong oleh ekspansifnya stimulus pemerintah yang difokuskan pada sektor tersebut.
Kelima, meningkatnya kapasitas produksi hilirisasi nikel khususnya penambahan smelter feronikel di Kawasan Industri Teluk Weda serta rampungnya pembangunan smelter hidrometalurgi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, yang akan mendorong nilai ekspor luar negeri di tahun 2021.
“Pertemuan Tahunan Bank Indonesia diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia,” terang Gatot.
Kepala KPwBI Maluku Utara menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam mendukung pemulihan ekonomi yang akan berlangsung sepanjang 2021. Bank Indonesia juga memberikan rekomendasi sebagai kunci meningkatkan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Diantaranya dengan memanfaatkan potensi pertanian dan perikanan untuk meningkatkan pasokan pangan di Maluku Utara, meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Selanjutnya diharapkan dapat menciptakan UMKM dan pariwisata yang tangguh, berkualitas, dan berdaya saing dalam rangka memperbaiki defisit transaksi berjalan. Serta memanfaatkan momentum pembangunan wilayah industri hilirisasi nikel untuk meningkatkan multiplier effect di wilayah lingkar tambang dan kawasan industri melalui pembangunan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia terus mendorong transaksi non tunai dan transaksi daring untuk melancarkan dan memudahkan transaksi masyarakat,” ujarnya.
Pada kesempatan pelaksanaan PTBI 2020, KPwBI Provinsi Maluku Utara memberikan apresiasi penghargaan tahun 2020 kepada 12 (dua belas) stakeholder antara lain instansi/lembaga daerah, perbankan, korporasi, dan UMKM. Penghargaan ini diberikan sebagai suatu bentuk apresiasi atas kinerja terbaik para instansi/lembaga dan pelaku ekonomi dalam mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda Provinsi Maluku Utara yang hadir mewakili Gubernur Maluku Utara menyampaikan untuk terus meningkatkan peran serta dan sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia, dan lembaga lainnya dalam membangun optimisme pemulihan ekonomi.
“Sehingga Maluku Utara tidak sampai harus turun dari predikat yang telah berhasil dicapai saat ini,” jelasnya.
Pertemuan yang membahas pertumbuhan ekonomi Malut ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku Utara, Drs. Syamsuddin Abdul Kadir, Forkopimda Maluku Utara, Bupati/Walikota se-Maluku Utara, Kepala Instansi Vertikal, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah, pimpinan perbankan, akademisi, pengamat ekonomi, pelaku usaha, serta perwakilan sejumlah stakeholder Bank Indonesia.
Sumber: TimesIndonesia