Harita Group melalui Nickel Division ikut ambil bagian dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan (HMTP) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Rabu (1/5/2019). Deputi Head CSR and External Relation Alexander Lieman dan Superintendent Mine Plan Engineering Abdul Haris Husen hadir mewakili Harita Group sebagai pembicara. Tercatat sekitar 40 peserta hadir dalam diskusi yang mengusung tema “Tantangan Malut dalam Menghadapi Dunia Kerja di Sektor Pertambangan” tersebut.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Serba Guna Fakultas Teknik Unkhair ini berlangsung interaktif. Dalam kesempatan ini, Harita Group berbagi motivasi kepada para peserta untuk menyongsong peluang karier yang cerah, serta menyampaikan informasi terkait pertambangan nikel. Alexander menjelaskan, para peserta berkesempatan bergabung dengan Harita Group setelah lulus perguruan tinggi jika memiliki kecakapan yang mumpuni. “Peluang untuk bekerja dengan kami terbuka lebar. Tapi Anda harus jadi yang terbaik di antara yang terbaik,” ujarnya.
Hal itu pun diperkuat
dengan pernyataaan Abdul Haris. Menurutnya, Harita Group merupakan perusahaan
tambang swasta dalam negeri yang memiliki produksi cukup besar. Setidaknya
sebanyak 650.000 ton nikel ore dihasilkan oleh Harita Group setiap bulan. Oleh karena itu, tenaga kerja
yang dibutuhkan pun terbilang banyak. Hal ini membuka kesempatan bagi putra
daerah untuk bergabung bersama Harita Group.
“Tambang kami ada di Pulau Obi. Di sana banyak
karyawan yang merupakan warga Maluku Utara, termasuk saya,” ungkap Haris.
Masih menurut Haris, mahasiswa Fakultas
Pertambangan Unkhair tak boleh patah semangat. Mahasiswa harus optimis dalam
membangun karier selepas kuliah nanti. “Teman-teman
mahasiswa bisa memilih berbagai bidang jika bergabung bersama Harita Group.
Bisa di divisi eksplorasi, environment, planning dan lain sebagainya,” jelas
Haris.
Namun, imbuhnya, para
mahasiswa harus terlebih dahulu membangun kualitas kemampuan mereka agar siap
berkarya. Sementara
itu, menepis stigma adanya tenaga kerja asing (TKA) ilegal yang bekerja di
Harita Group, Alexander mengemukakan data valid.
Ia menunjukkan bahwa seluruh TKA yang bekerja di
Harita Group telah memiliki izin sesuai regulasi yang berlaku. Selain itu,
menurut Alexander, jumlah TKA yang ada di Harita Group tidaklah banyak dan
sebatas ahli yang didatangkan untuk menangani pengaplikasian teknologi impor.
“Jumlah karyawan kami
sekitar 4.000 orang. Dari jumlah tersebut, TKA yang ada hanyalah 280,” jelas
pria yang akrab disapa Alex itu. Dengan data tersebut, diharapkan para mahasiswa
pertambangan tidak pesimistis dan takut kalah bersaing dengan TKA. Selain jumlah TKA yang tidak seberapa, bidang yang
digeluti para TKA pun bukan bagian mine engineer yang biasa menyerap tenaga
kerja lokal Indonesia. Bahkan, menurut
Alexander, Harita Group siap bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing melalui
berbagai program.
Dalam diksusi kali ini, Alexander juga
menyampaikan bahwa praktik pertambangan yang dilakukan Harita Group telah
sesuai dengan regulasi dan tanggung jawab moral serta lingkungan. Menurutnya, Harita Group tidak semata-mata mengeruk
sumber daya alam di suatu daerah dan meninggalkannya begitu saja. “Kami memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar tambang. Para pelaku tambang di mana pun tidak boleh
seenaknya dalam beroperasi,” jelas Alexander. Oleh karena itulah Harita Group menjunjung konsep pertambangan yang
berkelanjutan.
Diskusi yang digelar untuk memperingati Hari Buruh Internasional 2019 ini juga dihadiri oleh pembicara lain, yakni Abujan selaku Kepala Bidang Geologi dan Air Tanah Maluku Utara, Ahmad sebagai perwakilan dari PT Antam, serta dimoderatori oleh Nurany selaku dosen Fakultas Teknik Universitas Khairun.
Baik pembicara
perwakilan pemerintah, perusahaan milik negara maupun perusahaan swasta yang
terlibat dalam diskusi ini, seluruhnya berkomitmen untuk bersinergi mewujudkan kegiatan
pertambangan yang lestari dan bermanfaat bagi masyarakat.
Sementara itu, Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik
Pertambangan (HMTP) M. Arsyad Hanafi mengaku senang acara ini dapat berlangsung
dengan lancar. Menurutnya, meski peserta
yang hadir tidak begitu banyak, tetapi acara ini dapat memperluas wawasan
terkait dunia kerja di sektor pertambangan. Ia juga berharap para peserta yang terlibat dalam acara ini dapat
menyebarluaskan informasi berharga yang didapat selama diskusi.